Tawaf Wada: Tata Cara, Hukum, dan Doa Lengkap Sebelum Pulang dari Makkah

MABRURTOUR - Menjelang detik-detik kepulangan para jemaah haji ke tanah air, ada satu amalan ibadah yang tak boleh terlewatkan: Tawaf Wada. Ibadah ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah simbol perpisahan yang syahdu dan penuh makna antara jemaah dengan Baitullah, Ka'bah.
Makna Mendalam Tawaf Wada: Perpisahan Penuh Kerinduan
Dalam literatur fikih, Tawaf Wada secara harfiah berarti "tawaf perpisahan". Ahmad Sarwat dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah menjelaskan bahwa tawaf ini khusus dilakukan ketika jemaah akan meninggalkan kota Makkah. Senada dengan itu, Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menguraikan bahwa tawaf ini berfungsi sebagai salam perpisahan terakhir dengan Baitullah. Amalan ini menjadi penutup rangkaian ibadah haji, sebagaimana diungkapkan Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam dalam Taisirul-Allam Syarh Umdatul Ahkam.
Hukum Tawaf Wada: Wajibkah atau Sunnah?
Dasar disyariatkannya Tawaf Wada termaktub dalam sabda Rasulullah SAW:
لَا يَنْفِرَنَّ أَحَدٌ حَتَّى يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِ بِالْبَيْتِ Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kalian keluar (meninggalkan Makkah) kecuali akhir keberadaannya ada di Baitullah (melakukan tawaf).” (HR Muslim & Abu Dawud)
Meskipun demikian, para ulama memiliki perbedaan pandangan terkait hukum pelaksanaannya:
- Wajib: Mazhab Hambali, Hanafi, dan sebagian Syafi’i berpendapat bahwa Tawaf Wada adalah wajib. Jika ditinggalkan tanpa uzur syar'i, jemaah diwajibkan membayar dam (denda). Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam Minhajul Muslim menegaskan bahwa amalan ini adalah sunnah yang diwajibkan.
- Sunnah: Imam Malik, Abu Dawud, Ibnu Mundzir, serta sebagian ulama Syafi’i lainnya menganggap Tawaf Wada sebagai sunnah. Oleh karena itu, jika ditinggalkan, tidak ada kewajiban membayar dam.
Penting bagi calon jemaah untuk memahami perbedaan pandangan ini dan berkonsultasi dengan pembimbing haji Anda untuk mengikuti panduan yang sesuai.
Wanita Haid: Bagaimana dengan Tawaf Wada?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai kewajiban Tawaf Wada bagi wanita yang sedang dalam masa haid. Mayoritas ulama, termasuk tiga imam mazhab, sepakat bahwa wanita haid dikecualikan dari kewajiban Tawaf Wada. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW terkait kondisi istrinya, Shafiyah, yang mengalami haid saat berhaji:
فقال: أحابستنا هي؟ فقالوا: إنها قد أفاضت. قال: فلا إذًا Artinya: “Apakah kita harus menunggunya (karena haid)?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya Shafiyah sudah melaksanakan tawaf Ifadhah.” Rasul SAW bersabda, “Kalau begitu kita tidak harus menunggunya.” (HR Bukhari & Muslim)
Ini menunjukkan kemudahan dan keringanan dalam syariat Islam bagi wanita yang sedang berhalangan.
Tata Cara Pelaksanaan Tawaf Wada yang Benar
Tawaf Wada dilaksanakan setelah seluruh rangkaian amalan haji selesai, dan dilakukan sesaat sebelum jemaah berniat untuk meninggalkan Makkah. Jika jemaah kembali sibuk dengan aktivitas lain (seperti jual beli atau belanja dalam waktu lama) setelah Tawaf Wada, disarankan untuk mengulanginya. Namun, untuk keperluan mendesak seperti buang hajat atau membeli makanan, Tawaf Wada tidak perlu diulang.
Tata cara Tawaf Wada sama dengan tawaf lainnya:
- Mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran.
- Ka'bah berada di sisi kiri jemaah (berlawanan arah jarum jam).
- Memulai dari garis sejajar Hajar Aswad, disunnahkan mencium/mengusapnya atau memberi isyarat.
- Tiga putaran pertama disunnahkan berjalan cepat (ramal) jika memungkinkan.
- Empat putaran berikutnya berjalan biasa.
- Sepanjang thawaf dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa.
Doa-doa Pilihan dalam Tawaf Wada
Selama Tawaf Wada, jemaah dianjurkan untuk membaca doa-doa yang diwariskan, sebagaimana dinukil dari kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi:
-
Doa Mengusap Hajar Aswad & Memulai Tawaf
- Latin: Bismillaahi wallaahu akbar, allaahumma iimaanan bika wa tashdiiqan bi kitaabika wa wafaa-an bi'ahdika wattibaa'an lisunnati nabi-yyika shallallaahu 'alaihi wasallam
- Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Mahabesar, ya Allah (tawaf ini) karena iman kepada-Mu, pembenaran kepada kitab-Mu, penunaian terhadap janji-janji-Mu dan mengikuti Nabi-Mu SAW."
-
Doa Tiga Putaran Pertama Tawaf
- Latin: Allaahummaj 'alhu hajjam mabruuraan, wa dzanban maghfuuraan, wa sa'yan masykuuraan
- Artinya: "Ya Allah, jadikanlah haji ini haji yang mabrur, dosa yang diampuni dan sa'i yang disyukuri."
-
Doa Empat Putaran Akhir Tawaf
- Latin: Allaahummagh fir warham wa'fu 'ammaa ta'lamu wa antal a'azzul akram, alaahumma rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan waaqinaa 'adzaaban naar
- Artinya: "Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dari apa yang Engkau ketahui, Engkau Mahamulia di atara yang mempunyai kemuliaan, ya Allah Tuhan kami, anugerahkanlah kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat dan jauhkanlah dari siksaan neraka."
-
Doa Tawaf Wada (Utama)
- Latin: Allaahumma innii 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatika, hamaltanii 'alaa maa sakhkharta lii min khalqika, wa satartanii fii bilaadika hattaa ballagtanii bi ni'matika ilaa baitika wa a'antanii 'alaa adaa-i nusukii. Fa-in kunta radhiita 'annii fazdad 'annii ridhan, wa illa fa minal aana fardha 'annii qabla an tan-a 'an baitika darii. Fa haadzaa awaanu inshiraafi in adzinta lii ghaira mustabdilin bika wa laa bi baitika wa laa raaghibin 'anka wa laa 'an baitika. Allaahumma fash-hibniyal 'aafiyata fii badanii wash-shihhata fii jismii wal 'ishmata fii diinii wa ahsin munqalabii warzuqnii thaa'ataka maa abqaitanii wajma' lii baina khairad dunyaa wal aakhirati, innaka 'alaa kulli syai-in qadiir
- Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, anak hamba perempuan-Mu, Engkau membawaku di atas makhluk-Mu yang telah Engkau kuasakan untukku dan Engkau telah menjagaku di negeri-Mu hingga Engkau menyampaikanku di rumah-Mu, berkat nikmat-Mu, dan memberikan pertolongan kepadaku untuk melaksanakan ibadahku. Jika Engkau ridha terhadapku, maka tambahilah keridhaan terhadapku. Dan jika Engkau tidak ridha terhadapku, maka mulai sekarang ridhailah aku sebelum rumahku jauh dari rumah-Mu. Ini adalah waktu perpisahan jika Engkau meridhaiku. Aku ingin berpisah tanpa ingin mengganti-Mu (sebagai Tuhan) dan rumah-Mu (dengan yang lain) dan tanpa menyertai rasa tidak senang kepada-Mu dan kepada rumah- Mu. Ya Allah, berilah aku keselamatan badan, kesehatan raga, dan keterjagaan agama. Ya Allah, perbaikilah masa depanku, berilah aku rezeki berupa taat kepada-Mu selama Engkau memberikan kehidupan kepadaku, dan kumpulkanlah kebaikan dunia dan akhirat untukku. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
-
Doa Setelah Tawaf Wada
- Latin: Allahumma anaa 'abduka wabnu 'abdika ataituka bidzunuubin katsiiratin wa-a'maalin sayyi-atin, wa hadzaa maqaamul 'aa-idzi bika minan naar, faghfirlii innaka antal ghafuurur rahiimu
- Artinya: "Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, aku datang dengan membawa dosa yang banyak dan amal-amal yang buruk. Ini adalah tempat untuk memohon perlindungan kepada-Mu dari neraka, maka ampunilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dengan memahami makna dan tata cara Tawaf Wada, semoga setiap jemaah dapat melaksanakannya dengan khusyuk dan meraih haji yang mabrur. Biro perjalanan haji dan umroh kami berkomitmen untuk membimbing Anda dalam setiap langkah ibadah, memastikan Anda memahami setiap detail, termasuk amalan perpisahan yang sakral ini.
Sumber:https://himpuh.or.id/
