Sebelum Lautan Manusia Datang: Ka'bah dalam Damai Menjelang Musim Haji
MABRURTOUR – Pemandangan yang jarang terlihat terjadi di jantung Masjidil Haram. Area Mataf—lokasi mengelilingi Ka'bah dalam ibadah thawaf—tampak lengang, jauh dari keramaian yang biasanya mendominasi setiap sudut rumah suci umat Islam ini. Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan suasana sepi yang kontras dengan hiruk-pikuk khas Masjidil Haram, menyisakan keheningan yang tak biasa menjelang puncak musim haji 2025.
Fenomena ini bukan tanpa sebab. Mulai 29 April 2025, otoritas Arab Saudi secara resmi menerapkan kebijakan ketat: pemegang visa non-haji dilarang berada di Kota Makkah hingga musim haji berakhir. Keputusan ini berdampak langsung pada jumlah jemaah di Masjidil Haram, terutama dari kalangan pelaku umrah yang datang dari berbagai negara.
Kementerian Pariwisata Arab Saudi telah menginstruksikan seluruh agen perjalanan, operator tur, dan hotel di Makkah untuk menolak reservasi dari pemegang visa selain visa haji resmi atau izin kerja/tinggal. Hanya jemaah dengan dokumen sah yang kini diperkenankan mengakses area suci.
Langkah tegas ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam menyambut puncak ibadah haji. Pemerintah ingin memastikan bahwa logistik, keamanan, dan pelayanan jemaah berjalan optimal—mengingat jutaan calon haji akan memadati Makkah dalam hitungan hari.
Sejak 23 April, Direktorat Keamanan Publik Arab Saudi telah menutup akses masuk ke Makkah bagi ekspatriat atau pekerja asing tanpa izin haji yang sah. Bahkan, permohonan izin umrah melalui aplikasi Nusuk telah ditangguhkan sementara hingga 14 Dzulhijjah mendatang—tanda bahwa semua fokus kini dialihkan ke pelaksanaan haji.
Kementerian Dalam Negeri juga menetapkan hari Selasa lalu sebagai batas akhir keberangkatan jemaah umrah keluar dari wilayah Saudi. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya untuk menghindari kepadatan berlebih, memastikan kelancaran mobilitas jemaah, dan menjamin keamanan selama periode haji.
Meski lengangnya Masjidil Haram saat ini terasa ganjil, terutama bagi umat Islam yang terbiasa melihat lautan manusia mengelilingi Ka'bah, suasana ini hanyalah jeda. Dalam beberapa hari ke depan, Makkah akan kembali dipenuhi lautan manusia dari seluruh penjuru dunia—semua bersatu dalam satu tujuan suci: menunaikan rukun Islam kelima.